Beberapa waktu terakhir, dunia maya dihebohkan oleh sebuah teori konspirasi yang disebut Dead Internet Theory. Teori ini menyatakan bahwa sejak tahun 2016, sebagian besar konten di internet tidak lagi dibuat oleh manusia, melainkan oleh bot dan kecerdasan buatan (AI). Konten yang kita lihat dari komentar media sosial, artikel, hingga meme, ternyata banyak yang bukan berasal dari orang sungguhan. Banyak sekali contoh foto atau gambar hasil kreasi AI yang terlihat aneh dan tidak masuk akal. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah benar internet sudah mati?
Apa Itu Dead Internet Theory?
Teori ini muncul dari pengamatan pengguna internet yang merasa bahwa interaksi online semakin tidak masuk akal. Banyak komentar yang tampak dibuat oleh bot, konten-konten aneh bertebaran, dan munculnya kesan bahwa percakapan di dunia maya terasa kosong dan tidak autentik.
Mereka percaya bahwa sejak 2016, terjadi perubahan besar di internet. Saat itu, pemerintah dan perusahaan teknologi besar disebut-sebut mulai menggunakan AI untuk membanjiri internet dengan konten palsu guna mengendalikan opini publik. Meskipun tidak ada bukti resmi yang mendukung teori ini, banyak orang merasa ada yang berubah drastis di dunia online.
Fakta: Bot dan AI Memang Menguasai Internet
Sebuah laporan dari Imperva mencatat bahwa pada tahun 2023, hampir 50% lalu lintas internet berasal dari bot. Angka ini mengejutkan, dan menunjukkan bahwa bot memang berperan besar dalam lalu lintas digital saat ini. Namun, ini tidak berarti bahwa manusia tidak lagi ada di internet, melainkan dominasi interaksi telah bergeser.
Selain itu, kecanggihan AI generatif seperti ChatGPT, Midjourney, dan lainnya juga membuat banyak konten bisa dibuat otomatis dalam hitungan detik. Mulai dari artikel, gambar, suara, hingga video yang semua bisa dibuat tanpa campur tangan manusia. Di satu sisi ini efisien, tapi di sisi lain, membuat batas antara “nyata” dan “buatan” semakin kabur.
Internet Tidak Mati, Tapi Sedang Berubah
Alih-alih benar-benar mati, internet sebenarnya sedang bertransformasi besar-besaran. Sofie Hvitved dari Copenhagen Institute for Future Studies menyebut bahwa kita sedang memasuki era di mana internet tidak lagi bersifat pasif (hanya membaca atau menonton), tapi menjadi pengalaman yang aktif dan sangat personal.
Di masa depan, kemungkinan besar kita tidak akan lagi membaca artikel seperti ini, melainkan akan berbicara langsung dengan AI untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan secara spesifik dan instan.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Perubahan ini membawa banyak manfaat, tapi juga mengandung risiko besar. Salah satunya adalah hilangnya realitas bersama. Ketika setiap orang mendapatkan informasi yang berbeda-beda dari AI berdasarkan kebutuhannya masing-masing, maka makin sulit bagi kita untuk memiliki pandangan bersama tentang apa yang benar, penting, atau layak diperjuangkan. Ada juga risiko misinformasi, manipulasi opini, dan tentu saja, hilangnya sentuhan manusia dalam komunikasi digital.
Teori Dead Internet tidak sepenuhnya benar
Tapi juga tidak sepenuhnya salah. Ia menggambarkan keresahan masyarakat terhadap perubahan besar yang terjadi di dunia maya. Memang, banyak konten saat ini dibuat oleh AI dan bot, tapi itu tidak berarti internet telah mati.
Yang terjadi adalah internet sedang berubah bentuk menjadi lebih canggih, lebih cepat, tapi juga lebih tidak pasti. Tantangan kita sebagai pengguna adalah tetap kritis, bijak, dan menjaga agar ruang digital tetap menjadi tempat yang bermakna, manusiawi, dan penuh interaksi nyata.