Benarkah Minyak Goreng dari Biji-bijian Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Faktanya

Dalam beberapa tahun terakhir, minyak dari biji-bijian seperti minyak bunga matahari, kanola, dan kedelai menjadi bahan perdebatan panas di media sosial. Banyak orang menyebut minyak ini “racun”, “beracun”, hingga disebut sebagai penyebab penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Bahkan ada yang menjuluki delapan minyak biji paling populer sebagai “the hateful eight”. Namun, apa benar minyak dari biji-bijian sebahaya itu?

Apa Itu Minyak Biji-bijian?

Minyak biji-bijian (seed oils) adalah minyak nabati yang berasal dari biji tanaman seperti bunga matahari, kanola, jagung, kedelai, kapas, dan lainnya. Minyak ini sering digunakan untuk memasak dan sebagai bahan tambahan dalam makanan olahan.

Salah satu alasan minyak ini menuai kritik adalah kandungan omega-6 yang tinggi. Omega-6 adalah salah satu jenis lemak tak jenuh ganda yang sebenarnya dibutuhkan tubuh. Namun, jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi omega-3, bisa menimbulkan ketidakseimbangan.

Apa Kata Penelitian?

Penelitian terbaru yang melibatkan lebih dari 200.000 orang di AS selama 30 tahun menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak minyak nabati cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan kanker. Sebaliknya, mereka yang lebih banyak mengonsumsi mentega justru berisiko lebih tinggi.

Selain itu, penelitian lain yang menganalisis kadar asam lemak dalam darah menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar asam linoleat (jenis omega-6) tertinggi memiliki risiko terendah terkena penyakit jantung.

Soal Rasio Omega 6 dan Omega 3

Banyak yang menganggap konsumsi omega-6 yang berlebihan dibandingkan omega-3 bisa berbahaya. Namun para ahli menyarankan agar kita tidak menurunkan asupan omega-6, melainkan meningkatkan konsumsi omega-3. Keduanya memiliki manfaat masing-masing bagi tubuh.

Proses Produksi Minyak Biji-bijian

Minyak biji biasanya diekstraksi secara industri menggunakan bahan kimia seperti heksana. Meski terdengar menyeramkan, para ilmuwan menegaskan bahwa proses penyulingan dan pemurnian akan menghilangkan senyawa berbahaya. Jika Anda ingin yang lebih alami, tersedia juga versi cold-pressed (perasan dingin), meski harganya lebih mahal.

Kaitannya dengan Kanker?

Beberapa riset terbaru menunjukkan bahwa omega-6 bisa memicu pertumbuhan sel kanker payudara jenis tertentu (TNBC). Namun, para ilmuwan mengingatkan bahwa hasil ini masih terbatas dan tidak berarti omega-6 berbahaya bagi semua orang. Justru jika asupan omega-6 dihilangkan sepenuhnya, bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Minyak Mana yang Terbaik?

Minyak kanola dan kedelai dianggap memiliki manfaat paling jelas. Keduanya mengandung kombinasi lemak sehat: lemak tak jenuh tunggal, omega-6, dan omega-3. Minyak kanola misalnya, bisa membantu menurunkan kolesterol dan memperbaiki metabolisme glukosa.

Kesimpulannya, minyak dari biji-bijian bukanlah musuh kesehatan seperti yang sering diklaim di media sosial. Yang penting adalah bagaimana dan seberapa banyak kita mengonsumsinya. Jika digunakan secukupnya dan disertai pola makan sehat, minyak biji-bijian tetap aman dan bahkan bermanfaat bagi tubuh.