Buat para wanita yang pakai kontrasepsi hormonal, ada kabar yang perlu kamu tahu! Sebuah studi terbaru dari Denmark menemukan bahwa beberapa jenis alat kontrasepsi seperti pil KB, cincin vagina, dan patch kulit bisa meningkatkan risiko stroke iskemik dan serangan jantung. Wah, serius?
Apa Kata Penelitian?
Peneliti mempelajari data lebih dari 2 juta perempuan di Denmark selama 25 tahun. Mereka menemukan bahwa pil KB kombinasi estrogen-progestin bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung hingga dua kali lipat. Sementara itu, cincin vagina meningkatkan risiko stroke 2,4 kali lipat dan serangan jantung 3,8 kali lipat. Patch kulit juga nggak kalah berisiko, dengan peningkatan risiko stroke sebesar 3,4 kali lipat.
Tapi tenang, nggak semua jenis kontrasepsi berisiko tinggi. Kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, seperti “mini pill” dan implan, punya risiko lebih rendah. Bahkan, IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang hanya mengandung progestin adalah satu-satunya metode yang nggak dikaitkan dengan peningkatan risiko sama sekali.
Risikonya Gede Banget Nggak, Sih?
Sebenarnya, walaupun ada peningkatan risiko, angka pastinya masih tergolong kecil. Misalnya, pil KB kombinasi menyebabkan satu tambahan kasus stroke untuk setiap 4.760 wanita yang menggunakannya selama satu tahun, dan satu kasus serangan jantung tambahan untuk setiap 10.000 pengguna per tahun. Jadi, tetap ada risikonya, tapi bukan berarti semua orang yang pakai pasti kena.
Menurut Therese Johansson, peneliti pascadoktoral di Royal Institute of Technology, trombosis arteri—pembekuan darah di arteri yang bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke—jarang terjadi pada wanita muda. Meski begitu, efek sampingnya tetap serius, terutama karena penggunaan kontrasepsi hormonal cukup luas.
Johansson juga menekankan pentingnya kampanye untuk meningkatkan kesadaran mengenai risiko dari berbagai metode kontrasepsi. Menurutnya, inisiatif ini harus didukung dengan pelatihan bagi tenaga kesehatan agar mereka dapat memberikan konseling yang konsisten dan berbasis bukti.
Apa yang Harus Dilakukan?
Para peneliti menekankan bahwa penelitian ini bersifat observasional, jadi mereka nggak bisa memastikan bahwa kontrasepsi hormonal benar-benar menjadi penyebab utama serangan jantung atau stroke. Bisa saja ada faktor lain yang berperan.
Meskipun begitu, mereka menyarankan agar dokter lebih transparan saat memberikan saran soal kontrasepsi. Setiap wanita perlu tahu risiko dan manfaatnya supaya bisa memilih metode yang paling cocok untuk dirinya.
Jadi, kalau kamu pakai kontrasepsi hormonal atau berencana pakai, ada baiknya ngobrol dulu sama dokter supaya bisa memilih metode yang paling aman buatmu.